Standar
ISO 12647-2 telah memudahkan proses pengontrolan dalam manajemen
produksi cetak, minimal bagian digital color proofing dan bagian cetak
sudah tidak perlu saling bolak balik saling menyalahkan satu dengan yang
lain; karena kedua bagian ini sama-sama dituntut untuk menghasilkan
hasil yang sesuai dengan ISO 12647-2 tersebut. Paling-paling plate
making yang masih sering bercengkerama dengan bagian cetak karena hasil
TVI yang masih belum lulus ISO 12647-2.
Yang perlu dan dapat dilakukan oleh seorang operator cetak adalah menentukan kepekatan warna tinta standar.
Jadi apa yang masih kurang?......
Dalam melakukan konsultasi di ruang cetak, sering saya melihat tulisan terpampang besar-besar seperti:
STANDAR DENSITY CETAK:
CYAN
|
1,40 ± 0,05
|
MAGENTA
|
1,45 ± 0,05
|
YELLOW
|
1,00 ± 0,05
|
BLACK
|
1,75 ± 0,05
|
Daftar tersebut diatas adalah daftar nilai Density
yang dipergunakan sebagai acuan pada saat operator mencetak dan semua
beranggapan bahwa nilai-nilai density yang diberikan oleh pabrik tinta
dapat dipakai “begitu saja” pada saat mencetak. Tetapi beberapa
diantaranya ternyata masih mengalami kesulitan dalam mencocokan hasil
cetaknya dengan nilai standar warna (solid) yang ditargetkan dalam ISO
12647-2, meskipun baik tinta (sesuai dengan ISO 2846-1) maupun materi
cetak telah memenuhi standar.
Hal
ini perlu dipahami bahwa masih banyak parameter cetak yang mempengaruhi
perbedaan warna tersebut (terlepas dari persyaratan pencapaian TVI dan
Spread). Penyetelan warna yang sederhana ini sering kali menimbulkan
problem, seperti:
- Meskipun nilai density sudah diikuti, namun warna CIEL*a*b* masih belum sesuai target warna
- Dan apabila operator sudah mendapatkan nilai CIEL*a*b* dan diteruskan dengan pencetakan, pada saat cetakan kering, warna berubah kembali
Jadi
penggunaan Density standar yang direkomendasikan oleh pabrik tinta
ternyata masih belum dapat dipergunakan dalam prakteknya.
Density Optimal
Oleh
karena problematik yang sering terjadi seperti diatas, maka percetakan
sebaiknya menetapkan standar kepekatan tinta yang paling optimal,
sehingga dapai dicapai target warna yang sesuai (ΔEab yang terendah).
Jadi
Density Optimal adalah nilai kepekatan warna tinta pada proses
pencetakan yang dipergunakan untuk mencapai perbedaan warna paling
minimal.
Menentukan Density Optimal
Sesuai standar ISO 12647-2, perbedaan warna primer yang masih dapat ditoleransi adalah ΔEab lebih kecil sama dengan 5.
Dari
kepentingan-kepentingan yang ada perlu kita ketahui bahwa kita
membutuhkan nilai kepekatan warna tinta sewaktu pencetakan dilaksanakan
(dalam kondisi basah), karena operator cetak akan mempergunakan nilai
tersebut sebagai acuan cetak; sebaliknya nilai warna CIEL*a*b* kita
butuhkan sewaktu tinta yang tercetak sudah kering, karena inilah yang
dibutuhkan untuk evaluasi visual oleh pelanggan.
Untuk
itu mulailah mencetak dengan variasi kepekatan warna mulai dari
penintaan yang paling tebal hingga yang tipis; berikan nomor urut pada
kotak-kotak warna dan ukurlah nilai density selagi tinta cetak masih
basah, setelah tinta kering (idealnya 24 jam) barulah mengukur warna.
Setelah
tercatan dan membuang beberapa nilai density yang mirip (agar tidak
terlalu panjang), terlihat daftar seperti dibawah ini:
Pengukuran Density Tinta Optimal
| |||||||||||
Percetakan ..................................
| |||||||||||
Form dipersiapkan oleh ATGMI
| |||||||||||
Reference
| |||||||||||
Warna
|
CIE_L*
|
CIE_a*
|
CIE_b*
| ||||||||
Process Cyan
|
54,00
|
-36,00
|
-49,00
|
(Black backing)
| |||||||
No
|
Pengukuran
|
Perhitungan
| |||||||||
Density
|
Warna (kering)
| ||||||||||
CIE_L*
|
CIE_a*
|
CIE_b*
|
ΔCIE_L*
|
ΔCIE_a*
|
ΔCIE_b*
|
ΔE(ab)
| |||||
1
|
1,18
|
60,71
|
-34,37
|
-43,71
|
6,71
|
-1,63
|
-5,29
|
8,70
| |||
2
|
1,23
|
59,16
|
-34,71
|
-44,13
|
5,16
|
-1,29
|
-4,87
|
7,21
| |||
3
|
1,28
|
58,36
|
-34,94
|
-44,94
|
4,36
|
-1,06
|
-4,06
|
6,05
| |||
4
|
1,31
|
57,12
|
-35,02
|
-45,90
|
3,12
|
-0,98
|
-3,10
|
4,51
| |||
5
|
1,37
|
56,21
|
-35,15
|
-47,30
|
2,21
|
-0,85
|
-1,70
|
2,91
| |||
6
|
1,41
|
55,94
|
-35,35
|
-47,76
|
1,94
|
-0,65
|
-1,24
|
2,39
| |||
7
|
1,44
|
55,62
|
-35,57
|
-48,46
|
1,62
|
-0,43
|
-0,54
|
1,76
| |||
8
|
1,46
|
55,46
|
-35,82
|
-48,49
|
1,46
|
-0,18
|
-0,51
|
1,56
| |||
9
|
1,49
|
55,13
|
-35,42
|
-49,37
|
1,13
|
-0,58
|
0,37
|
1,32
| |||
10
|
1,54
|
54,47
|
-35,33
|
-50,22
|
0,47
|
-0,67
|
1,22
|
1,47
| |||
11
|
1,57
|
53,61
|
-35,25
|
-50,51
|
-0,39
|
-0,75
|
1,51
|
1,73
| |||
12
|
1,62
|
53,10
|
-35,16
|
-50,82
|
-0,90
|
-0,84
|
1,82
|
2,20
| |||
13
|
1,65
|
51,57
|
-35,07
|
-50,99
|
-2,43
|
-0,93
|
1,99
|
3,28
| |||
14
|
1,71
|
49,47
|
-34,52
|
-51,25
|
-4,53
|
-1,48
|
2,25
|
5,27
| |||
15
|
1,75
|
48,11
|
-34,28
|
-51,86
|
-5,89
|
-1,72
|
2,86
|
6,77
| |||
16
|
1,79
|
46,51
|
-32,79
|
-53,01
|
-7,49
|
-3,21
|
4,01
|
9,08
| |||
17
|
1,82
|
45,19
|
-31,28
|
-54,71
|
-8,81
|
-4,72
|
5,71
|
11,51
| |||
18
|
1,85
|
45,96
|
-31,27
|
-54,86
|
-8,04
|
-4,73
|
5,86
|
11,02
| |||
19
|
1,91
|
44,23
|
-31,26
|
-54,95
|
-9,77
|
-4,74
|
5,95
|
12,38
|
Kurva hubungan antara kepekatan tinta (basah) dengan warna reproduksi (kering) |
Melihat percobaan yang telah dilakukan ternyata density optimal adalah Doptimal
= 1,49 dan pencetakan dengan nilai density mulai dari 1,31 sampai
dengan 1,65 masih diperoleh warna yang masih dalam toleransi ISO
12647-2; padahal kepekatan tinta sesuai dengan anjuran dari pabrik tinta
sebelumnya adalah Dstandar = 1,40 ± 0,05.
Dengan demikian kami mengajurkan operator mencetak dengan Doptimal
Catatan:
- Density = Kepekatan Warna Tinta
- Nilai-nilai yang ada dalam tulisan ini adalah nilai percobaan kasus per kasus, sehingga nilai tersebut tidak dapat dicontek begitu saja.
- Sekedar informasi bahwa artikel serupa juga ditulis oleh Jϋrgen Seidel, Determination of target color values according to ISO 12647-2 yang direlease dalam Printers Guide No. 84
Summary
Many
printers face difficulty for achieving the aimed calor as described in
ISO 12647-2 although they have already printed with the standard
density.
This
article gives the printers understanding the difference between
standard and optimum density and explaining how the optimum density
defined.
No comments:
Post a Comment